"Semakin Tidak Nyaman" Pengalaman Penuh Hikmah Masa SMA (2)

Halo makhluk hidup !!!
Sudah baca bagian 1 belum ? Nah kalau belum, baca dulu yang bagian 1 ya, agar paham isi kisah ini

Baca Juga : "Rumit Hati dan Pilihan" Pengalaman Penuh Hikmah Masa SMA (1)

Saya akan melanjutkan kisah sebelumnya dihalaman ini. Mungkin kisah ini akan lebih berisi keluh kesah saya. Dan maafkan bila kisah ini menyinggung pihak - pihak tertentu. Saya tidak bermaksud, saya hanya jujur dan berbagi pengalaman saja. Happy reading ...




Melanjutkan kisah sebelumnya, saat itu saya sempat penuh kebimbangan. Saya benar - benar harus mengimbangi permintaan orang tua. Tapi seperti yang kalian ketahui, saya sudah terlanjur terjun dalam dunia organisasi yang membuat saya melupakan tujuan sebenarnya disekolah. Tapi hal itu tidak membuat saya menyesal atau semakin putus asa. Justru saya memikirkan jalan lain untuk membujuk hati orang tua.

Singkat cerita, saya sudah naik ke kelas 3 SMA. Saya pikir dunia saya akan berubah sesaat setelah naik kelas. Namun, justru lebih memburuk. Saya benar - benar lemah dibeberapa pelajaran yang saya sebutkan kemarin dibagian 1. Saya memang mengakuinya, tapi keadaan kelas dan para guru benar - benar membuat saya tidak nyaman. Selain teman kelas yang sedikit lebih individual (karena diacak lagi) dan guru yang lebih blak - blakan dalam menilai muridnya, membuat saya sedikit terganggu. Hal itu membuat saya menjadi sosok yang pendiam, tidak peka terhadap sekitar, dan bahkan lebih mengabaikan beberapa pelajaran, karena saya yang tidak nyaman dengan lingkungannya.

Itu bukan hal baru bagi saya, oleh sebab itu saya harus menyesuaikan kembali dengan karakter teman - teman kelas dan beberapa guru yang tidak pernah saya temui sebelumnya. Jujur saat masa ini saya sangat susah berkomunikasi dengan teman - teman saya. Untungnya, saya masih punya teman yang benar - benar saya kenal dekat dan bisa asik berkomunikasi dengan saya. Meskipun begitu, syukurlah saya tidak dimusuhi oleh teman - teman kelas karena jarang berinteraksi.

Lambat laun, saya makin terbiasa dengan mereka. Kadang mereka ya bercanda dengan saya begitu pun sebaliknya. Namun, kesenangan itu tidak berjalan lama. Ada satu hal yang benar - benar membuat saya melakukan kesalahan tersebut. Saya pun akhirnya sempat menjadi perbincangan teman - teman kelas karena aksi saya waktu itu. Saya digunjing untuk beberapa saat. Saat masalah itu masih hangat, saya memilih diam dan berusaha menyesuaikan kembali. Namun, teman - teman laki - laki saya tentu trauma dengan saya. Mereka akhirnya sedikit jaga jarak dengan saya karena menilai saya sangat sensitif. Alhasil mereka pun tidak berani bercanda lagi dengan saya. Itu membuat saya sempat menangis dan kesal untuk beberapa saat dirumah. Tapi saya masih bersyukur, masih ada beberapa teman laki - laki yang memahami kondisi saya waktu itu dan masih mau berkomunikasi baik dengan saya.

Sejak saat itu, saya merasa semakin tidak nyaman dengan lingkungan saya. Saya juga semakin sering meninggalkan kelas karena proyek organisasi diakhir jabatan. Tak hanya itu, saya juga sering tidak masuk sekolah. Sakit hingga masalah sepele pun saya jadikan alasan untuk tidak masuk. Sampai salah satu teman dekat saya yang biasa menjemput saya mengomel. Tapi tentunya teman - teman dekat saya tidak tau alasan saya berbuat seperti itu.

Selama melewati hari demi hari, saya semakin ingin segera keluar dari sekolah karena tidak nyamannya saya dengan lingkungan itu. Saya bahkan lebih enjoy dikelas lain. Tentunya saya juga memiliki teman dekat (sahabat) yang saya kenal lewat organisasi. Jadi, setiap istirahat maupun jam kosong, saya selalu mengunjungi mereka bila saya ingin. Saat itu diotak saya masih belum terpikirkan untuk memilih universitas ataupun jurusan. Saya masih masa bodoh dan masih bertahan pada pilihan orang tua sebelumnya, karena tidak ingin berdebat walau saat itu Ayah saya tidak ada dirumah karena sedang dipenjara untuk beberapa saat.

Bukan kejahatan yang berat, melainkan hanya kesalahpahaman. Hal itulah yang membuat keseluruhan kehidupan serta kepribadian saya berubah. Selengkapnya kisah ini, akan saya post dihalaman lain ya.

Kembali lagi ke cerita sebelumnya. Saya juga sering diomeli oleh guru kimia saya yang mengeluh, karena saya sering tidak masuk dijamnya mengajar. Tentu saja saya salah, jadi saya tidak mengelak. Yang saya lakukan setiap diomelin hanya tersenyum dan merayu. Karena memang bagaimana lagi, kepribadian serta mental saya saat itu sedikit terganggu akhirnya membuat saya tidak bersemangat akan hal apapun kecuali berorganisasi. Dan tepat saat itu proyek terakhir angkatanku akan segera dilaksanakan, jadi saya hanya bersemangat akan hal itu saja.

Saya memang tidak nyaman dengan kondisi kelas, guru, dan bahkan kondisi saya sendiri. Saya sadar betul betapa salahnya saya memilih jalur seperti itu. Seharusnya sebagai anggota organisasi yang baik, saya bisa menyesuaikan dan mengatur segala sesuatunya tanpa merusaka progress masuknya ilmu ke dalam otak saya. Tapi ya mohon maklum, saat itu saya belum genap berusia 17 tahun. Jadi, pikiran masih labil. Apalagi saya juga dirundung masalah keluarga yang tidak pernah usai.

Tak lama setelah itu, proyek terakhir organisasi saya dilaksanakan. Dan bisa dibilang lancar walau ada beberapa pihak yang tidak sadar diri menganggap acara kami berjalan tidak baik. Lantas selepas itu, saya tidak langsung menikmati kembali proses ngajar mengajar dikelas saya. Saya masih bisa dibilang mbeler dan bodoh. Saya juga tidak pernah bertanya pada guru apabila saya tidak paham dengan apa yang diajarkan, karena pasti saya akan ditertawakan. Jadi saya akan diam saja, dan mencoba bertanya pada teman sebangku sehidup semati saya walau terkadang dia tidak disisi saya. Itu memang cara yang salah, yang benar adalah malu atau tidak harus bertanya. Karena, nilai juga dibutuhkan saat masa - masa ini, tapi karena gengsi saya lebih besar.

Sekian dulu untuk kisah ini. Akan dilanjutkan ke bagian selanjutnya. Saya harap kalian yang membaca ini tidak begitu mudah untuk menjudge kisah saya sebelum mengambil hikmah dan kesimpulan didalamnya dari awal hingga akhir bagian.


Salam.


Baca Juga "Menjadi Yakin dan Percaya Diri" Pengalaman Penuh Hikmah Masa SMA (3)

Comments

Popular Posts