S1 Ahli Ngurusin Hidup Orang

Halo makhluk hidup!
Balik lagi nih ya ke postingan baru bunglon. Kali ini bunglon akan membagikan salah satu kiriman si misterius yang mengirim tulisan ini sekitar dua bulan lalu. Dia tidak menyebutkan nama maupun membalas kembali email bunglon, tetapi ia menyebut dirinya sebagai mahasiswa airlangga.

Kiriman ini bunglon langsung copas dan revisi sedikit. Tidak ada yang bunglon tambahkan, karena tulisan yang mahasiswa airlangga kirim ini sudah bagus. Dan asli dari pengirim tanpa menggunakan kata - kataku sendiri (ada sedikit yang bunglon hapus).Tulisan ini akan masuk ke rubrik "Buka Pikiran". Dimana rubrik tersebut mengajak kita untuk berbagi pendapat tentang segala sesuatu yang terjadi di sekitar kita.

Okey, maaf pembukanya terlalu panjang. Jadi, yuk mari kita baca tulisan pendapat si misterius dibawah ini. Enjoy~




_________________________________________________________________________________

Terima kasih sebelumnya untuk blog bunglon mengetik telah memberi kesempatan untuk awam berbagi kisahnya,yang mana bisa di baca oleh khalayak luas sekaligus jadi pelajaran bila ada hikmah yang dapat dipetik.

Kali ini saya akan sedikit membahas keresahan saya mengenai kawan. Kadang dalam pergaulan kita pasti punya seorang teman,yang seperti pandai sekali paham sekali ngurusin hidup teman - teman kita lainnya harus gimana apa yang dilakukan dan bla bla bla. Ya ga sih? Dari masalah cinta sampai ke hal yang pribadi. Tidak semua orang suka dengan apa yang dilakukannya. Seakan dia nahkoda dalam hidup kita bahkan seperti parasit yang menyetir inangnya. Dan tidak semua orang cukup cerdas dalam menghadapi tipikal orang seperti itu. Ada yang menganggap biasa aja tetap dengan pendirian. Ada yang bahkan menegur karena terlalu ikut campur. Apa yang dikatakannya seolah dia dewa dalam segala hal KONTRADIKSI dengan kehidupannya.Kali ini masalah hati yang saya contohkan.

Tentang orang yang selalu nimpuk di urusan hubungan seseorang. Dari mulai hubungan kawan lelaki saya, kawan perempuan saya, sampai hubungan saya sendiri. Seolah dia dewa dalam hal itu memutuskan harus ini itu. Dan BODOHNYA, semua kawan disekitar saya seolah terhipnotis dalam kekonyolan. bahkan kawan terdekat saya sendiri laki laki. Aduh saya sendiri agak geregetan. Bukan saya geregetan tentang apa yang berdampak pada saya, sakit hati, perasaan menyesal .TIDAK. SAYA TIDAK PERNAH MEMPUNYAI PERASAAN SEPERTI ITU DAN TIDAK PERNAH MENYESALI APAPUN.BAHKAN SAYA MENJAUH DENGAN EKOSISTEM ITU DENGAN PRIBADI ITU.

Saya hanya kasihan. Kasihan dengan si korban hasutannya yang harus merelakan dengan apa yang mereka miliki ditukar dengan omongan dia. Menukar kebahagiaan yang pernah dilalui. Menukar banyak cerita. Menukar banyak hal indah, menukar banyak hari dengan omong kosong si dewa sang ahli segalanya. Saya tau dia si korban tak sadar. Ia asik dengan apa yang si dewa bualkan. Sampai ia tak melihat ketika sang dewa berkata harus ini itu. Padahal di kisah pirbadinya hubungannya hancur. Si korban tak sadar dia berguru pada seseorang yang GAGAL MENJALANI CERITANYA.

Saya heran kalo sudah berhasil menyetir kawannya itu apa yang ia rasakan? Apa yang ia dapatkan? Kepuasankah? Atau mungkin pelampiasan rasa sakit pribadinya yang menurutnya harus di rasakan banyak orang juga di sekitarnya? Atau agar sama - sama jadi sekondisi ? Agar sengsara bersama?

Jika kau sang tertuju kebetulan membaca. sudah tidak jamannya apa yang kau lakukan seperti itu. Sudahi. Cukup. Jika itu traumamu pelampiasan kisahmu yang gagal. Jangan mengorbankan orang lain agar sama dan sekisah denganmu. Kau tak tau dengan apa yang sudah banyak sekali ia lalui. Apa yang sudah banyak sekali ia impikan. Apa yang sudah ia rencanakan kedepan. Dan cerita apa saja yang sudah ia buat .
Kau pun sudah berusia.
Kau pun tengah di jenjang akhir.
Buka pikiranmu. Buang sifatmu itu yang menjijikan. Tugasmu bukan menghakimi tapi mencarikan solusi. Tugasmu bukan mendahului kehendak jiwa kawanmu. Kau bukan dewa,tuhan atau apalah itu. Yang kau lakukan sungguh ke kanak kanakan. Sudahi. Sudah tak berlaku itu.
Terimakasih.

"Jangan sia - siakan oksigen yang kamu hirup cuma buat ngurusin apa yang bukan wewenangmu. Kurang-kurangilah menjadi ahli dalam kehidupan orang lain, mending banyak-banyakin nunjukin kebaikan diri sendiri, biar lebih berkelas capernya."


Penulis kisah : - mahasiswa universitas airlangga.-

_________________________________________________________________________________

Jujur, bunglon sangat terkesan dengan tulisan serta segala pendapat yang pengirim misterius ini tumpah ruahkan. Jangan lupa share psotingan bunglon kali ini agar kita bisa bersama - sama mengisi kekosongan waktu dengan membaca sesuatu yang bermanfaat. Kalian ingin juga memaparkan pendapat? Silahkan kirim tulisan kamu untuk rubrik Buka Pikiran sesuai ketentuan disini https://bunglonmengetik.blogspot.com/2019/05/rubrik-buka-pikiran.html

Nantikan postingan bunglon lainnya ya. Bunglon dengan senang hati menerima semua kritik dan saran kalian melalui instagram, twitter, ataupun email.

Salam.

Comments

Popular Posts