Susah Senangnya Pacaran Berbeda Keyakinan
Hai makhluk hidup !
Dirubrik Menatap Langit kali ini, bunglon mendapat kisah inspiratif baru dari salah satu teman bunglon tentang pengalamannya memiliki pasangan yang berbeda keyakinan.
Oke, langsung saja ya ...
Mari kita sebut saja teman bunglon ini Anggrek. Sudah sejak lama Anggrek memiliki pasangan yang berbeda keyakinan. Tak hanya 1 kali saja, bisa dibilang 2 atau 3 kali. Bukan karena ingin mencoba hal baru atau menjauhi yang keyakinannya sama, tetapi lingkungan yang ia dapat rata - rata seperti itu. Bahkan beberapa temannya juga.
Didekati berbagai macam pria dengan keyakinan yang berbeda, sudah biasa bagi Anggrek. Bahkan baginya keyakinan itu tidak penting jika ingin berteman atau sekadar dekat. Asalkan bisa saling menghargai keyakinan masing - masing, maka sudah cukup bagi Anggrek. Hidup dilingkungan yang seperti itu, lantas tidak membuat anggrek minder. Justru ia sampai dipanggil dengan sebutan "Cici" (sebutan Kakak perempuan bagi chinese). Hal itulah yang membuat temannya juga semakin banyak dan mayoritas berbeda keyakinan dengannya.
Kembali lagi soal pria yang mendekatinya. Hampir 98% tidak ada yang pribumi dan jarang juga yang keyakinannya sama dengan Anggrek. Itulah yang membuat Anggrek bisa memiliki pacar yang keyakinannya berbeda dengannya beberapa kali. Maka dari itu, cerita hidupnya menjadi lebih beragam dari sebelumnya. Tak jarang juga Anggrek kerap kali diundang oleh keluarga pacarnya untuk sekadar mampir ke rumah setiap Imlek dan Natal. Angpao, makanan, dan kehangatan keluarga saat perayaan itu, bisa dirasakan Anggrek, ya walau dia tidak ikut berdoa dan lain - lain. Hanya bergabung untuk meramaikan acara, sebagai bentuk toleransinya terhadap keluarga pacarnya.
Seperti layaknya hubungan pada umumnya, Anggrek juga sering bertengkar dengan beberapa pacarnya. Jika tidak soal restu orang tua, pasti soal kekanak - kanakan pacarnya. Dari situ Anggrek mempelajari banyak hal. Waktu itu pernah ia menghadapi salah satu pacarnya (kita sebut saja Rio) yang sangat protektif dan sedikit kasar. Ternyata mau pacaran dengan beda suku, beda negara, beda keyakinan sekalipun sama saja, tergantung bagaimana kita menghadapi pasangan.
Tidak mudah menjalankan hubungan bila sudah bersinggungan dengan hal seperti keyakinan (agama). Ada pacarnya yang santai saja, dan ada yang tidak. Bahkan pernah suatu ketika ia harus berurusan dengan orang tua pacarnya (kita sebut saja Tomi), karena Tomi ini kerap kali curhat kepada orang tuanya soal hubungannya dengan Anggrek. Mungkin dari situ orang tua Tomi geram dan langsung menyerang Anggrek. Saat itu Anggrek harus menghadapi beberapa pernyataan orang tua Tomi yang menurutnya sangat tidak masuk akal. Anggrek diberi pilihan jika ingin meneruskan hubungan dengan Tomi, maka Anggrek harus mengikuti keyakinan Tomi, jika tidak, maka ia harus menghentikan hubungannya dengan Tomi. Tentu saja Anggrek tidak perlu berpikir terlalu lama. Ia langsung memutuskan hubungannya dengan Tomi, karena ia tak mau mengorbankan keyakinannya.
Jika dibilang, Anggrek sudah khatam bagaimana menghadapi permasalahan seperti itu. Dan saat ini, anggrek sudah memiliki pacar baru yang bisa lebih menghargai dia. Dari sisi orang tua pacar baru Anggrek pun juga begitu. Toleransi mereka sangat tinggi dan tidak mempermasalahkan keyakinan Anggrek. Asalkan hubungan mereka baik - baik saja, dan jikalaupun ada masalah, harus diselesaikan secara dewasa.
Dari kisah Anggrek ini, kita bisa memetik sebuah 1 pelajaran yaitu, mau kamu berteman dengan siapapun, pacaran dengan siapapun, baik itu beda agama, beda suku, beda negara, beda warna kulit, beda budaya, alangkah baiknya kita jangan pernah mengungkit hal sensitif tersebut didepannya. Apalagi lagi sampai harus mengancam ataupun tidak menghargai. Membenci saja sudah tidak baik, apalagi jika ditambah kita harus berkelut soal itu ? Perbedaan itu wajar, toleransi itu penting.
Bagaimana ? Apakah pengalamanmu sama ? Atau justru kamu memiliki pengalaman lain yang berbeda ? Kamu bisa kirimkan pengalamanmu dan tata caranya cek link ini https://bunglonmengetik.blogspot.com/2019/05/rubrik-menatap-langit.html
Sekian untuk hari ini. Semoga kalian yang sudah membaca bisa mengambil positifnya ya. Mohon maaf apabila ada salah kata maupun salah - salah yang lain, bunglon mohon maaf. Jangan lupa kritik dan sarannya ya.
Salam.
Dirubrik Menatap Langit kali ini, bunglon mendapat kisah inspiratif baru dari salah satu teman bunglon tentang pengalamannya memiliki pasangan yang berbeda keyakinan.
Oke, langsung saja ya ...
Mari kita sebut saja teman bunglon ini Anggrek. Sudah sejak lama Anggrek memiliki pasangan yang berbeda keyakinan. Tak hanya 1 kali saja, bisa dibilang 2 atau 3 kali. Bukan karena ingin mencoba hal baru atau menjauhi yang keyakinannya sama, tetapi lingkungan yang ia dapat rata - rata seperti itu. Bahkan beberapa temannya juga.
Didekati berbagai macam pria dengan keyakinan yang berbeda, sudah biasa bagi Anggrek. Bahkan baginya keyakinan itu tidak penting jika ingin berteman atau sekadar dekat. Asalkan bisa saling menghargai keyakinan masing - masing, maka sudah cukup bagi Anggrek. Hidup dilingkungan yang seperti itu, lantas tidak membuat anggrek minder. Justru ia sampai dipanggil dengan sebutan "Cici" (sebutan Kakak perempuan bagi chinese). Hal itulah yang membuat temannya juga semakin banyak dan mayoritas berbeda keyakinan dengannya.
Kembali lagi soal pria yang mendekatinya. Hampir 98% tidak ada yang pribumi dan jarang juga yang keyakinannya sama dengan Anggrek. Itulah yang membuat Anggrek bisa memiliki pacar yang keyakinannya berbeda dengannya beberapa kali. Maka dari itu, cerita hidupnya menjadi lebih beragam dari sebelumnya. Tak jarang juga Anggrek kerap kali diundang oleh keluarga pacarnya untuk sekadar mampir ke rumah setiap Imlek dan Natal. Angpao, makanan, dan kehangatan keluarga saat perayaan itu, bisa dirasakan Anggrek, ya walau dia tidak ikut berdoa dan lain - lain. Hanya bergabung untuk meramaikan acara, sebagai bentuk toleransinya terhadap keluarga pacarnya.
Seperti layaknya hubungan pada umumnya, Anggrek juga sering bertengkar dengan beberapa pacarnya. Jika tidak soal restu orang tua, pasti soal kekanak - kanakan pacarnya. Dari situ Anggrek mempelajari banyak hal. Waktu itu pernah ia menghadapi salah satu pacarnya (kita sebut saja Rio) yang sangat protektif dan sedikit kasar. Ternyata mau pacaran dengan beda suku, beda negara, beda keyakinan sekalipun sama saja, tergantung bagaimana kita menghadapi pasangan.
Tidak mudah menjalankan hubungan bila sudah bersinggungan dengan hal seperti keyakinan (agama). Ada pacarnya yang santai saja, dan ada yang tidak. Bahkan pernah suatu ketika ia harus berurusan dengan orang tua pacarnya (kita sebut saja Tomi), karena Tomi ini kerap kali curhat kepada orang tuanya soal hubungannya dengan Anggrek. Mungkin dari situ orang tua Tomi geram dan langsung menyerang Anggrek. Saat itu Anggrek harus menghadapi beberapa pernyataan orang tua Tomi yang menurutnya sangat tidak masuk akal. Anggrek diberi pilihan jika ingin meneruskan hubungan dengan Tomi, maka Anggrek harus mengikuti keyakinan Tomi, jika tidak, maka ia harus menghentikan hubungannya dengan Tomi. Tentu saja Anggrek tidak perlu berpikir terlalu lama. Ia langsung memutuskan hubungannya dengan Tomi, karena ia tak mau mengorbankan keyakinannya.
Jika dibilang, Anggrek sudah khatam bagaimana menghadapi permasalahan seperti itu. Dan saat ini, anggrek sudah memiliki pacar baru yang bisa lebih menghargai dia. Dari sisi orang tua pacar baru Anggrek pun juga begitu. Toleransi mereka sangat tinggi dan tidak mempermasalahkan keyakinan Anggrek. Asalkan hubungan mereka baik - baik saja, dan jikalaupun ada masalah, harus diselesaikan secara dewasa.
Dari kisah Anggrek ini, kita bisa memetik sebuah 1 pelajaran yaitu, mau kamu berteman dengan siapapun, pacaran dengan siapapun, baik itu beda agama, beda suku, beda negara, beda warna kulit, beda budaya, alangkah baiknya kita jangan pernah mengungkit hal sensitif tersebut didepannya. Apalagi lagi sampai harus mengancam ataupun tidak menghargai. Membenci saja sudah tidak baik, apalagi jika ditambah kita harus berkelut soal itu ? Perbedaan itu wajar, toleransi itu penting.
Bagaimana ? Apakah pengalamanmu sama ? Atau justru kamu memiliki pengalaman lain yang berbeda ? Kamu bisa kirimkan pengalamanmu dan tata caranya cek link ini https://bunglonmengetik.blogspot.com/2019/05/rubrik-menatap-langit.html
Sekian untuk hari ini. Semoga kalian yang sudah membaca bisa mengambil positifnya ya. Mohon maaf apabila ada salah kata maupun salah - salah yang lain, bunglon mohon maaf. Jangan lupa kritik dan sarannya ya.
Salam.
Comments
Post a Comment